Info Terkini
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
3 Mei 2022

Wahai Jiwa-Jiwa Yang Tenang

Selasa, 3 Mei 2022 Kategori : Agus S. Saefullah / Founder Way

Pada hari itu wajah mereka berseri-seri, senyumnya merekah dan jiwanya tenang.

Ahli surga yang selagi di dunia berlelah-lelah dalam beribadah, selalu mencari yang halal saat mencari nafkah dan tak lupa menjaga tali persaudaraan denga rahmah hingga menjadi khiaru ummah.

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ

Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (Q.S. Al-Fajr [89]: 27-30)

Sebelumnya semua mata terbelak. Semua khawatir dengan nasib mereka masing-masing. Tidak ada anak, tidak ada istri, tidak ada bapak ibu yang bisa saling menolong di akhirat kelak.

Tetapi setelah semua selesai dan orang-orang salih menerima catatan amal perbuatan dengan tangan kanan, merekapun melewati masa hisab yang mudah dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga karena di dunia sama-sama salih.

فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَه بِيَمِيْنِه

Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya,”

فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَّسِيْرًاۙ

maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah,”

وَّيَنْقَلِبُ اِلٰٓى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًاۗ

dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira.” (Q.S. Al-Insyiqaq: 7-9)

Lalu siapakah mereka yang berjiwa tenang itu? Al-Qur’an menyebutnya An-nafsul muth’mainnah.

Hamka dalam “Tafsir Al-Azjar” menyebutkan bahwa An-Nafsul-Muthmainnah”, menyebutkan bahwa “jiwa yang telah mencapai tenang dan tenteram. Jiwa yang telah digembleng oleh pengalaman dan penderitaan. Jiwa yang telah melalui berbagai jalan berliku, sehingga tidak mengeluh lagi ketika mendaki, karena di balik pendakian pasti ada penurunan. Dan tidak gembira melonjak lagi ketika menurun, karena sudah tahu pasti bahwa dibalik penurunan akan bertemu lagi pendakian. Itulah jiwa yang telah mencapai Iman! Karena telah matang oleh berbagai percobaan.

“Jiwa inilah yang mempunyai dua sayap.” Hamka melanjutkan. “Sayap pertama adalah syukur ketika mendapat kekayaan, bukan mendabik dada. Dan sabar ketika rezeki hanya sekedar lepas makan, bukan mengeluh. Yang keduanya telah tersebut dalam ayat 15 dan 16 tadi.”Lanjutnya.

Lalu kata Hamka disebukan bahwa jiwa inilah yang tenang menerima segala khabar gembira (basyiran) ataupun khabar yang menakutkan (nadziran).

Mereka dikumpulkan dalam keadaan tenang dan diminta kembali kepada Rabb dalam keadaan saling ridha.  Dikumpulkan secara berjamaah bershaf-shaf bersama ahli surga lainnya untuk sama-sama memasuki surga dan keridhaan Allah subhanahu wa ta’ala.

Balasan yang paling berharga atas segala pengorbanan yang dilakukan. Juga balasan paling indah atas segala keikhlasan di dunia mengikuti semua perintahnya dan menahun dari agar benar-benar tidak tergelincir ke dalam apa-apa yang di larangnya. Serta pengorbanan atas kesabaran di dalam menghadpi ujian.

Maha benar Allah, ternyata ujian-ujian yang bertumpuk-tumpuk itulah yang membuat kita semakin terpupuk. Ujian yang menyerang itulah yang membuat diri kita semakin matang. Maka ujian yang terus melanda itulah yang pada akhirnya memasukan kita ke dalam surga.

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-‘Ankabuut : 2)

Semoga puasa kita di bulan Ramadan ini adalah salah satu alasan kita harus masuk surga dan berbahagia saat bertemu dengan Rabb yang Maha Pencipta.

Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” Demikian Rasulullah bersabda dalam hadits muttafaq ‘alaihi.

Sumedang, 28 Ramadan 1443 H

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 4 8 0 7
Total views : 10780
Salam Silaturahmi