Info Terkini
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
24 Oktober 2022

Sumber Mata Air Ilmu Itu Kini Berhenti Mengalir

Senin, 24 Oktober 2022 Kategori : Khazanah dan Hikmah / Qolamunetizen

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun Hari ini 26 September 2022, umat Islam kembali kehilangan ulama kaliber dunia dia adalah Syeikh Yusuf Qaradhawi.

Konfirmasi tentang wafatnya beliau  diunggah di laman pribadinya @alqaradhawy pada pukul 5:24 PM. Sep 26,2022.

Saat itu juga tercatat puluhan ribu followernya mengucapkan belasungkawa dan mendoakan sang ulama agar diangkat derajatnya di sisi Allah Ta’ala.

Ulama karismatik asal Mesir lahir di Safth Turaab 9 September 1926 di sebuah desa kecil di tengah Delta sungai Nil.

Pada usia 10 tahun dia sudah hafal al-Quran. Menamatkan pendidikan di Ma’had Thantha dan Ma’had Tsanawi, Qardhawi terus melanjutkan ke Universitas al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Dan lulus tahun 1952.

Namun gelar doktornya baru ia dapatkan pada tahun 1972 dengan disertasi “Zakat dan Dampaknya Dalam Penanggulangan Kemiskinan”, yang kemudian disempurnakan menjadi Fiqh Zakat.

Sebuah buku yang sangat komprehensif membahas persoalan zakat dengan nuansa modern.

Pertentangannya dengan rezim saat itu menghambat proses penyelesaian gelar doktoralnya.

Qaradhawi tumbuh sebagai aktivis muda Islam pemikirannya sangat terpengaruh oleh gerakan Ikhwanul Muslimin.

Oleh karenanya saat usia 23 tahun dia sempat dikurung di penjara militer raja Faruk, pada tahun 1949.

Di pertengahan tahun 1956 dia ditangkap kembali dan divonis 2 tahun penjara.

Kiprah Dakwah, Politik dan Kontroversi Sang Ulama

Seperti kebanyakan para pejuang dakwah lainnya, dalam menghadapi kemungkaran kerap kali para ulama harus bersinggungan bahkan berhadapan dengan penguasa, tak terkecuali medan dakwah yang dihadapi oleh Qaradhawi di Mesir saat itu.

Sang ulama yang sejatinya seorang yang berpandangan moderat tidak bisa tinggal diam ketika penguasa Mesir bertindak sewenang-wenang sebagai rezim diktator.

Bergabungnya Syeikh Yusuf Qardhawi bersama gerakan Ikhwanul Muslimin yang digagas Hasan al-Banna ini tak lain merupakan wujud pertentangan dia terhadap rezim saat itu.

Seringnya mendengar ceramah-ceramah dari Hasan al-Banna dan pertemuan-pertemuan rutin dengannya semakin memukau ghirah Qardhawi muda dalam perjuangan dakwah.

Disadari atau tidak kini dia sudah termasuk bagian dari aktivis Ikhwanul Muslimin. Asal basis gerak ini adalah tarbiyah ruhiyah, kegiatan sosial, ekonomi, pemberian santunan dan lain sebagainya.

Namun saat Israel mendeklarasikan negara merdeka pada 1948, kelompok Ikhwan  termasuk yang ambil bagian ikut dalam perlawanan mengangkat senjata tak terkecuali Yusuf Qaradhawi.

Dengan demikian Qardhawi telah melibatkan diri dalam urusan politik antar dua negara yang berimbas kepada penangkapan tokoh-tokoh Ikhwan termasuk dirinya yang harus keluar masuk bui.

Ia banyak tertarik kepada tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang lainnya karena fatwa dan pemikirannya yang kokoh dan mantap. Di antara tokoh tersebut adalah Bakhi al-Khauli, Muhammad al-Ghazali dan Muhammad Abdullah Darras.

Tokoh favorit lainnya yang ia hormati dan segani adalah Ibnu Taimiyah dan Hasan al-Banna.

Hal kontroversi yang membuat dirinya menjadi sorotan dunia adalah fatwa jihad dan membolehkan bom bunuh diri bagi para pejuang Palestina.

Dalam wawancara bersama BBC pada 2005, Qaradhawi juga mendukung tindakan bom bunuh diri di Palestina sebagai mati syahid atas nama Tuhan.

Saya mendukung operasi mati syahid, dan saya bukan satu-satunya,” tuturnya, dikutip dari Arab News.

Oleh karena sepak terjangnya ini menjadikan dia masuk daftar hitam pemerintahan Amerika Serikat dan Eropa, juga dia dilarang bepergian ke AS, Prancis, Inggris, Austria, Tunisia dan Algeria.

Ia juga sempat masuk dalam daftar orang yang tak diinginkan di Suriah, Irak, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Ulama Istiqamah dan Moderat

Ketegasan pendapat Syeikh Yusuf Qardhawi kadang dianggap sebagai batu sandungan bagi para pembencinya namun sejatinya ia adalah seorang tokoh yang tegak lurus (istiqamah) dan berpaham moderat.

Hal itu tergambar dari beberapa pendapatnya dan kehidupan nyata yang ia terapkan kepada putra-putri.

Hampir semua anak-anaknya sekolah keluar negeri ia tidak membatasi pendidikan anaknya untuk hanya sekolah dilingkungan agama saja.

Dia sangat membenci paham dikotomi antara ilmu agama dan non agama, padahal semua ilmu itu bisa berpijak kepada agama dan juga bisa sebaliknya.

Ulama internasional ini pernah berkunjung ke Indonesia dan bertemu dengan presiden SBY serta pimpinan MPR seperti Hidayat Nur Wahid.

Dia memuji keberhasilan umat Islam Indonesia dalam memadukan antara Islam dan Demokrasi serta toleransi di tengah pluralitas bangsa Indonesia.

Ulama yang kaya dengan karya ini kini telah tiada, meninggalkan ratusan karya tulis yang terserak di perpustakaan kampus maupun di rak-rak buku para aktivis dakwah.

Buah pikirnya akan senantiasa menjadi motivasi bagi para pengkajinya.

Dari mulai bagaimana bangkit dari penjajahan untuk memelihara agama sampai urusan muamalah umat dan berbagai permasalahan fikih keseharian.

Dia mewariskan keilmuan yang deras mengalir bagi generasi penerus dan terus menginspirasi untuk tetap istiqamah dalam beragama sampai akhir hayat.

Kini sumber mata air ilmu itu telah berhenti mengalir.

Rahimahullah, Syeikh Yusuf Mustofa al-Qardhawi.

Tulisan Lainnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 4 8 0 7
Total views : 10780
Salam Silaturahmi