Info Terkini
Rabu, 04 Des 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
3 Mei 2022

Tangisan Si Pemintal Benang

Selasa, 3 Mei 2022 Kategori : Ade Zaenudin / Founder Way

Dalam Kitab “Minhajul abidin” Imam Ghazali menyampaikan sebuah kisah tentang seorang sufi bernama Syekh Atho. Beliau adalah seorang pemintal benang.

Suatu saat Syekh Atho berniat membuat hasil tenunan terbaiknya dengan harapan dapat dijual dengan harga yang maksimal.

Beliau memintal benang secara seksama, sangat hati-hati, bahkan benangnya pun dari bahan yang terbaik pula. Singkat cerita jadilah kain dengan hasil yang sempurna.

Kain tersebut kemudian dibawanya ke pasar, ditawarkannya pada seorang pedagang kain bernama Bazzar. Sebagai seorang pedagang yang sudah pasti berorientasi keuntungan, Bazzar mencari-cari kekurangan dari kain tersebut dengan harapan harga beli dari Syekh Atho tidak terlalu mahal. Lumrah rasanya hal seperti ini terjadi di pasar.

Bazzarpun akhirnya menyampaikan beberapa kekurangan dari kain tersebut. Namun, tanpa diduga ternyata Syekh Atho justru malah menangis layaknya anak kecil merengek karena keinginannya tidak dikabulkan oleh orang tuanya. Kehebohan di pasar pun tak bisa dielakkan.

Melihat kondisi heboh seperti ini, Bazaar merasa bersalah, sampai akhirnya beliau menyampaikan kepada Syekh Atho bahwa beliau siap membayar hasil tenunan tersebut berapapun harga yang diminta.

Mendengar ungkapan Bazzar tersebut ternyata tidak serta merta menghentikan tangisan Syekh Atho. Dalam tangisnya beliau berkata, “wahai Bazzar, kau kira saya menangis karena ucapanmu yang menyakitkan perasaanku, di mataku hasil tenunan itu sudah sangat sempurna tapi di hadapanmu ternyata penuh dengan cacat, ketahuilah, aku menangis bukan karena sakit hati atas ucapanmu itu, tapi justru ucapanmu itu menyadarkanku atas amal ibadah yang aku lakukan. Bagaimana dengan amalanku di hadapan Allah swt?. Aku merasa sudah maksimal melakukan ibadah, tapi aku tidak tahu bagaimana penilaian amal ibadahku tersebut di hadapan Allah swt.” Tangisannya pun semakin pecah.

Perasaan bersalah Bazzar pun beralih menjadi tatapan kosong, diam terhentak seolah aliran darahnya berhenti seketika. Dingin yang menjalar ke seluruh persendian tubuh Bazzar membuncah menjadi sebuah tangisan tak terbendung ibarat air bah yang terhempas dari danau yang tanggulnya jebol karena tak tahan menahan beratnya beban. Mereka berdua larut dalam tangisan indah, meronta, mengiba ampunan pada Sang Maha.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 5 8 9 2
Total views : 12417
Salam Silaturahmi