Info Terkini
Kamis, 18 Apr 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
8 Juni 2022

Pesan Cinta Pendidikan untuk Indonesia

Rabu, 8 Juni 2022 Kategori : Pendidikan dan Literasi / Qolamunetizen

Jangan jadi guru kalau tidak mau bersusah payah. Itulah kalimat yang pernah diucapkan dosen saya sewaktu kuliah. Beliau adalah salahsatu guru istimewa yang pernah saya temui, dan saya merasa beruntung pernah diajar olehnya. Kalimat itu tentu memiliki ruh yang kuat, karena pada kenyataannya menjadi guru bukanlah sekedar datang ke kelas, menyampaikan materi, lalu tugas selesai. Akan tetapi lebih dari itu, guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Guru menjadi panutan terbaik yang akan dicontoh anak didiknya, karena setiap geraknya akan dilihat, setiap ucapannya akan didengar.

Menjadi guru itu tidak gampang, ada tanggung jawab besar yang melekat pada profesinya. Bukan hanya tentang mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga guru harus membangun sisi afektif dalam diri anak didiknya, belum lagi dengan tugas-tugas administrasi yang tidak bisa dikesampingkan. Jadi, masih mau menjadi guru? Tentu saja kita harus telaah dan hayati bahwa guru adalah profesi yang sangat istimewa karena mencakup dua kehidupan, yakni dunia dan akhirat. Di dunia, seorang guru yang tulus dan ikhlas akan merasakan kebahagiaan ketika melihat anak didiknya bahagia dan sukses, begitupun di akhirat seorang guru akan mulia karena amal-amal yang telah ditularkan kepada anak didiknya.

Lalu bagaimana cara kita agar menjadi guru yang berhasil membangun aspek kognitif dan membentuk afektif dalam diri anak didik?  Berkaca dari dosen saya yang selalu menginspirasi ketika mengajar, beliau adalah guru yang berwawasan luas, pemecah masalah yang handal, pandai menempatkan diri sebagai pengajar, paham kapan waktunya untuk bicara, dan kapan waktunya untuk mendengarkan, beliau jugalah motivator handal yang ucapannya mengandung kebaikan, nasihat-nasihat terbaik, serta membangkitkan semangat. Beliau menjadi karakter terbaik untuk dicontoh dan menjadikan para mahasiswa beruntung belajar dengannya. Dengan demikian, menjadikan anak didik memiliki rasa beruntung terhadap gurunya adalah cara terbaik bagi kita selaku guru agar berhasil membangun aspek kognitif dan membentuk afektif anak didik.

Guru harus bisa menempatkan dirinya untuk bisa diterima oleh anak didik tanpa paksaan. Masukilah dunia anak didik tanpa kita harus mengubah diri kita menjadi mereka, karena guru harus tetap dihormati, guru memiliki citra yang membuatnya disegani. Guru juga harus menjadi pendengar yang baik, karena anak didik bukanlah robot yang setiap saat harus menerima kemauan guru. Cobalah menjadi pendengar, pembicara dan pemberi solusi yang baik di waktu yang tepat, dengan kata lain jadilah sahabat bagi anak didik sesuai porsinya. Tanamkanlah hal positif dan juga bakarlah semangat anak didik dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari.

Ajarkanlah materi dengan cara yang sesuai dengan usia anak didik, jangan menyamaratakan cara pengajaran bagi semua anak didik, tentu memiliki perbedaan. Misalkan, di sekolah dasar, mengajar siswa kelas tinggi tentu berbeda dengan mengajar siswa di kelas rendah. Siswa kelas rendah tidak bisa diajarkan dengan cara yang abstrak, konkretkanlah materi pembelajaran sesuai tahapan perkembangannya. Gali dan kembangkanlah wawasan guna meningkatkan kompetensi keguruannya, bila perlu keluarlah dari zona nyaman pembelajaran. Jika biasanya di kelas pembelajaran dilakukan dengan ceramah, maka tambahkanlah metode atau pendekatan yang lain agar anak didik tidak jenuh ketika belajar. Lakukanlah evaluasi atau kegiatan mawas diri untuk melihat sudah pantaskah kita menjadi panutan bagi anak-anak didik kita. Terakhir, mengajar dan mendidiklah dengan hati, karena apa yang bersumber dari hati akan sampai pada hati pula. Dengan begitu, maka guru akan menyentuh aspek  kognitif dan afektif mereka.

Tulisan Lainnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 4 2 7 1
Total views : 9886
Salam Silaturahmi