“Jika pertanyaannya malu, itu malu pada siapa? Malu pada manusia, lha wong saya memang ada kekurangan, saya belum bisa, ya saya belajar.“ kata Kakek Driyono, seorang lansia berusia 75 tahun yang sedang semangat belajar membaca Al-Qur’an.
Bersama dengan para sepuh-sepuh lainnya kakek Driyono belajar membaca Al-Qur’an pada seorang guru ngaji di Masjid Al Ittihatulfalaq , Karangmanyar, Kecamatan Kalimanah, Purbalingga pada malam-malam Ramadan sehabis menunaikan salat tarawih.
Mereka semua belajar dengan penuh semangat, pantang menyerah dan tentu saja bahagia karena masih diberi kesempatan untuk menikmati indahnya huruf-huruf Al-Qur’an.
Kisah di atas saya kutip dari akun instagram SerayuNews. Media Berita Online Lokal Seputar Banyumas Cilacap Banjarnegara Purbalingga.
Jangan merasa takut salah dalam membaca Al-Qur’an. Takutlah jika tak ada niat hati untuk belajar membacanya dengan baik dan benar.
Pahala bukan hanya untuk yang mahir membaca Al-Qur’an tetapi juga untuk mereka yang membacanya dengan terbata-bata.
“Orang mukmin yang mahir membaca Al Qur`an, maka kedudukannya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Demikian Aisyah radhiyallahu ‘anha menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. “Dan orang yang membaca Al Qur`an dengan terbata-bata, ia sulit dalam membacanya, maka ia mendapat dua pahala.” Riwayat Muslim.
Di dalam keterbata-bataan itu ada perjuangan menuju mahir. Berususah payah karena keimanan kita terhadap apa yang dibaca akan membuahkan dua pahala yang dijanjikan. Hingga menjadi mahir dan berkedudukan seperti Malaikat yang Mulia.
Tugas kita adalah bersungguh-sungguh dalam belajar. Allahlah yang akan memberi kita nikmat kemampuan membaca Al-Qur’an di kemudian hari.
Jangan pernah tergesa-gesa untuk segera menyelesaikan bacaan. Perlahanlah, biarkan bacaan huruf-huruf kalam Allah mengisi ruang isi hati kita dengan sendirinya atas izin Allah.
لا تُحَرِّكْ بِهِ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِ (١٦) إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ (١٧) فَإِذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ (١٨) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُ (١٩)
“Janganlah engkau (Muhammad) menggerakkan lidahmu untuk membaca Alquran karena hendak cepat-cepat menguasainya (16). Sesungguhnya kami yang akan mengumpulkannya di dalam dadamu dan (membuatmu pandai) membacanya (17) Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu (18). Kemudian sesungguhnya atas tangguhan Kamilah penjelasannya (19),” (Q.S. Al-Qiyamah: 16-19)
Tidak ada alasan untuk tidak belajar Al-Qur’an. Puluhan metode dan majelis-majelis belajar Al-Qur’an bisa didapatkan di banyak tempat.
Kesungguhan kita yang akan mengantarkan kepada ekosistem pembelajar Al-Qur’an. Dimanapun Anda berada pasti akan Allah mudahkan.
Merekalah sebaik-baik manusia sebagaimana sabda Nabi dalam riwayat Bukhari, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”.
Dari hadits di atas orang yang belajar menempati kedudukan pertama dalam predikat sebaik-baik manusia dan selanjutnya adalah yang mengajarkan.
Tidak ada gunanya sekolah tinggi-tinggi menjadi sarjana , magister bahkan doktor tapi tidak mampu membaca Al-Qur’an. Tidak ada gunanya harta kekayaan menumpuk kalau tidak ada perbendaharaan surat-surat Al-Qur’an dalam hidup. Tidak ada gunanya banyak amal sosial, tetapi amal membaca Al-Qur’an tidak ada dalam agenda harian.
Maka setua apapun Anda hari ini? Belajarlah membaca Al-Qur’an. Tidak ada kata terlambat dalam belajar. Apalagi pada ilmu membaca Al-Qur’an. Ilmu yang Allah sendiri telah berjanji memberi kemampuan kepada sesiapa yang mau belajar dengan sungguh-sungguh.
Sumedang, 15 Ramadan 1443 H
Tinggalkan Komentar