Anak-Anak berlari-lari ke sana kemari di sore ini. Kebanyakan diantaranya adalah laki-laki. Riang hati seriang para tetuanya yang malam ini menyambut bulan agung penuh berkah dan ampunan.
Di belakang dapur ibu-ibu dan anak-anak perempuan, sibuk memotong daging-daging hingga mengecil, memarut kelapa, dan meracik rempah hingga wangi aromanya memantapkan hati menyambut bulan yang suci.
Tak mau ketinggalan, dalam semangat yang menggelora Bapak-Bapak sibuk menyiapkan masjid agar semakin betah merindangkan jiwa raga sepenuh iman di dalamnya. Cat-cat yang dibarukan, jamban-jamban dan tempat berwudhu yang dikilaukan hingga berbagai macam ornamen Rumah Allah yang dihiaskan dengan sederhana.
Marhaban Ya Ramadan, Marhaban Ya Shyahrashiam.
Kalimat itu menggema hingga tergetar bahagia menyambung-nyambungnya dalam suasana yang mensyahdukan iman.
Betapa agungnya bulan ini hingga kita diajarkan untuk menyambutnya dengan kalimat Marhaban Ya Ramadhan.
Marhaban berasal dari kata rahb yang berarti luas. Makna luas yang benar-benar luas tanpa adanya masalah.
Misalnya Rumah yang luas dalam kategori rahb adalah Rumah yang luas yang juga kondisinya bersih, rapi, peralatan dan perlengkapannya memadai, kuat dan nyaman untuk ditinggali.
Ketika seseorang bertamu lalu disambut oleh tuan Rumah yang telah mempersiapkan rumahnya dalam keadaan rahb tentulah si tamu akan sangat senang dan betah.
Sahabat sekalian, sebaik-baik muslim ketika Ramadan tiba adalah mereka yang menyambutnya dengan ucapan Marhaban ya Ramadan sebagai simpul bahwa sesungguhnya telah segala ia siapkan segala apa yang dia punya untuk bertemu dengan Ramadan.
Fisik yang kuat, jiwa yang gembira, pakaian yang terbaik, schedule yang matang dan materi yang terprioritaskan bagi Ramadan.
Mereka amat menunggu lapis-lapis keberkahan di dalamnya, ampunan yang besar dari Allah, doa-doa yang terkabul, neraka yang dikunci pintunya dan surga yang dibuka selebar-lebarnya.
Mari sambut yang bulan yang akan memicu meningkatnya iman dan menguatnya takwa kepada semua pribadi muslim yang memanfaatkannya dengan kesungguhan.
Meski para ulama berbeda pendapat antara yang menyatakan bahwa Ramadan adalah bulan ujian dan Ramadan adalah bulan belajar. Tetapi baik ujian maupun belajar keduanya adalah pendidikan.
Mereka amat menunggu lapis-lapis keberkahan di dalamnya, ampunan yang besar dari Allah, doa-doa yang terkabul, neraka yang dikunci pintunya dan surga yang dibuka selebar-lebarnya
Ujian adalah salah satu fase dalam pendidikan sama halnya dengan belajar.
Pendidikan harus dilakukan dengan sabar, karena jalannya yang harus dilakukan dengan tahap demi tahap hingga memerlukan waktu yang tak sebentar.
Karena itu Syed Muhammad Naquib al-Attas lebih memilih kata “at-ta’dib” untuk menyandarkan makna pendidikan. Ia mengartikan pendidikan sebagai suatu proses penanaman sesuatu ke dalam diri manusia yang mengacu kepada metode dan system penanaman secara bertahap. Sasarannya adalah perilaku dalam hal ini perilaku manusia.
Agar maksimal Ramadan ini menjadi bulan pendidikan bagi kita maka implementasi marhaban setidaknya bisa kita orientasikan pada pencapaian sasaran pendidikan sebagaiman diungkapkan oleh Ibnu Khaldun yaitu alhadaf al-jasmaniyah (perilaku jasmani) ,al-ahdaf al-aqliyah (sasaran akal), al-ahdaf al-ruhaniyah (sasaran ruhani).
Baik jasmani, akal maupun ruhani adalah pokok dalam diri setiap insan yang harus ditarbiyah dalam kehidupan sehari-hari. Makan bulan Ramadan adalah waktu untuk mengakselerasinya.
Juga mari kita sambung kegembiraan kita memasuki ramadan dengan doa yang diriwayatkan dari seorang ulama tabi’ut tabi’in bernama Mualla bin Al-Fadhl sebagaimana diriwayatkan oleh Lathaif al Ma’arif, Abd al-Rahman bin Ahmad bin Rajab (Ibn Rajab Al-Hanbali) bahwa para sahabat Nabi berdoa
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِـي رَمَضَانَ وَتَسَلَّمْهُ مِنِي مُتَقَبَّلاً.
“Ya Allah, antarkanlah aku hingga sampai Ramadan, dan antarkanlah ramadan kepadaku, dan terimalah amal-amalku di bulan ramadan”.
Dalam riwayat lain kata “ila ramadana” juga tertulus liramadana. Namun dalam konteks yang sama maka pemaknaanya pun tak jauh berbeda.
Marhaban ya Ramadan
Sumedang, 1 Ramadan 1443 H
Tinggalkan Komentar