Masjid al-Jabbar hasil karya arsitektur sang gubernur Jawa barat ini, menjadi ikon dan menjadi destinasi wisata religi yang baru bagi masyarakat Jawa Barat khususnya. Resmi dibuka pada 30 Desember 2022.
Sebenarnya selain al-Jabbar ada lagi masjid lainnya yakni al-Kamil yang terletak di Kota Sumedang, tepatnya di waduk Jatigede sama seperti halnya masjid al-Jabbar, masjid al-Kamil pun tak sepi daripada para pengunjung.
Selain itu ada dua masjid lagi karya gubernur Jawa barat ini yakni masjid al-Mumtadz di Bandung dan masjid as-Safar di Purwakarta. Namun kedua masjid tersebut tak seramai al-Jabar dan al-Kamil.
Trend wisata religi ini menjadi adat baru bagi Muslim Jawa Barat Khususnya, banyak di antara tujuan ziarah (wisata religi) selain kedua masjid yang telah disebutkan. Ada Al-Zaitun di Indramayu, Masjid Kubah Emas di Depok, Masjid at-Tin di Jakarta Timur, dan lain-lain.
Ada yang sekadar ingin melihat-lihat bangunannya, desainnya. Ada yang penasaran karena viral di media sosial tetapi ada juga yang memang ingin merasakan sejuknya beribadah di masjid ikonik tersebut.
Sejujurnya dari ribuan massa yang hadir setiap pekannya berkunjung ke masjid, tak lain hanya wisatawan yang penasaran melihat bangunan masjid nan megah saja.
Struktur bangunan masjid yang begitu futuristik hampir mirip bangunan-bangunan Eropa. Menggeser desain masjid-masjid yang bangunannya masih klasik seperti ada kubah di tengah-tengahnya, teras masjid yang masih sempit dan semisalnya. Lain halnya dengan masjid-masjid baru ini, hampir sama sekali tidak ada kubah dengan tiang-tiang yang menjulang tinggi di pinggirnya.
Bukan hanya di negeri kita, di Eropa Timur sana tepatnya di negeri Turki setelah dibukanya Hagia Sophia masjid warisan dinasti Turki Usmani, tren wisata religi pun semarak. Sekarang banyak umat Islam seluruh dunia yang menyengaja berkunjung ke masjid tersebut.
Dulu sempat menjadi museum beberapa abad yang lalu dan sekarang oleh pemerintahan Turki dikembalikan fungsinya menjadi masjid dan merupakan salah satu masjid termewah, termegah di Eropa Timur.
Bagaimana sikap seorang muslim tatkala melihat masjid-masjid bermunculan menjulang tinggi dengan desain-desain yang lebih futuristik, apakah akan mempengaruhi nilai ibadah mereka? Apakah hanya bersemangat ketika beribadah di dalam masjid yang mewah dan megah tapi merasa kurang bersemangat ketika beribadah di masjid yang apa adanya?
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda tentang masjid yang megah-megah tapi keropos daripada petunjuk.
Berkaca dari sabda nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tersebut jangan sampai kemegahan dan kemewahan masjid itu menjadikan kita lalai dalam memakmurkannya.
Beberapa hal yang bisa kita programkan untuk memakmurkan masjid, antara lain adalah membuat event di masjid-masjid Agung, melazimkan salat berjamaah di masjid, membuka halaqah keilmuan dan semisalnya.
Untuk membatasi ruang gerak wisatawan yang hanya sekadar merusak citra masjid dan mengukuhkan bahwa masjid itu hanyalah tempat untuk beribadah.
Masjid sebagai Sarana Ibadah
Apa yang dimaksud dengan keropos dari petunjuk yaitu masjid-masjid yang hanya dibuat untuk kepentingan wisata, kemudian membanggakan diri dalam desainnya sehingga orang tertarik bukan untuk ibadah tapi untuk melihat desainnya itulah kurang lebih yang dimaksud dengan masjid yang keropos.
Terdapat petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga Masjid. Yaitu Masjidku ini (Masjid Nabawi di Madinah), Masjidil Haram (di Makkah) dan Masjid Al Aqsa (di Yerusalem).” (HR Muslim).
Apa yang ditunjukkan oleh rasul itu menandakan bahwa berziarah untuk mengunjungi masjid-masjid tersebut adalah hal yang bersifat utama karena bagi orang-orang yang jauh bagaimana mungkin mampu mengunjunginya tanpa mempunyai kemampuan finansial yang cukup dan waktu yang cukup.
Mengunjungi masjid-masjid yang bersejarah disyariatkan karena saat kita berada dalam masjid itu tentu kekhusuan atau ingatan kita terhadap sejarah masjid itu akan lebih daripada masjid-masjid yang biasanya.
Ketemu Gubernur
Pembangunan masjid yang ada di Jawa Barat terutama dua masjid yakni Al-Kamil dan al-Jabar, tidak lepas daripada desain arsitektur sang Gubernur Jawa Barat yakni Bapak Ridwan Kamil.
Bahkan salah satu masjid mengambil nama belakang beliau yakni Al-Kamil. Berlatar belakang sebagai arsitek, Gubernur Jawa Barat ini mengeksplorasi ide-idenya melalui pola pembangunan masjid dan menghasilkan berbagai macam pola masjid yang futuristik.
Sebagai arsitek beliau pun telah membangun beberapa buah masjid yang tersebar di seluruh Nusantara. Beliau menyumbangkan beberapa idenya pada gedung-gedung yang ada di luar negeri.
Pada pemilihan kepala daerah Jawa Barat beliau terpilih menjadi gubernur Jawa Barat yang sebelumnya adalah Walikota Bandung dengan berbagai macam prestasi. Walaupun tidak memiliki basis partai tapi beliau mendapat dukungan kuat daripada partai-partai yang besar.
Baru di tahun 2023 ini beliau terdaftar menjadi anggota partai Golkar. sebagai anak dari daerah beliau juga ingin menjadikan kampung halamannya sendirian di Jawa Barat sebagai provinsi yang religius.
Dia pun kerap mengunjungi masjid-masjid hasil desainnya, tak terkecuali di awal tahun 2023 saat penulis mengunjungi Masjid al-Jabbar hasil desain pak gubernur, penulis ketemu dengan beliau.
Kesempatan yang sangat langka bagi penulis walau sebagai warga Jawa Barat namun secara live melihat langsung dan berada begitu dekat baru saat itu.
Penulis merasakan aura beliau tampak sekali wibawanya saat berbaur dengan para pengunjung yang menyempatkan diri salat zuhur di masjid al-Jabar. Semoga menjadi amalan baik bagi beliau.
Trend masyarakat Jawa Barat yang begitu antusias dalam mengunjungi masjid semoga berawal baik dan berakhir baik. Benar-benar memakmurkan masjid sekaligus menjadi syiar bahwa kaum muslimin sampai hari ini tetap semangat pergi ke masjid.
Tinggalkan Komentar