Info Terkini
Rabu, 04 Des 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
3 Mei 2022

Sepuluh Kebaikan

Selasa, 3 Mei 2022 Kategori : Agus S. Saefullah / Founder Way

Hampir saja Umar bin Khattab membunuh Rasulullah. Orang yang dianggapnya merusak Mekah dengan ajarannya yang memecah belah.

Beruntung Nuaim bin Abdullah berhasil menghalangi niatnya.

Hendak pergi ke mana kamu, Umar?” tanya Nua’im.

Aku hendak menemui Muhammad, orang yang keluar dari agama kita, memecah belah persatuan orang-orang Quraisy, membodoh-bodohkan mimpi-mimpi kita, melecehkan, dan menghina agama kita, akan aku bunuh dia.” Jawabnya dengan nada suara penuh amarah.

Mendengar jawaban Umar seperti itu, Nu’aim bin Abdullah menukasnya,”Demi Allah, sungguh kamu tertipu oleh dirimu sendiri. Apakah Bani Abdu Manaf akan membiarkanmu bebas setelah kau membunuh Muhammad? Kenapa kamu tidak pulang kepada keluargamu dan menangani permasalahan mereka?

Ada apa dengan keluargaku?” Umar terkaget dan berbalik penasaran.

Nu’aim menjawab,”Ya, saudara iparmu dan saudara misanmu Said bin Zaid bin Amr, dan Fatimah binti Khaththab. Sungguh, keduanya telah masuk Islam, dan mengikuti agama Muhammad. Karena itu perhatikan keduanya.”

Mendengar itu, kemarahaman Umar semakin memuncak. Dihampirilah Fatimah bin Khattab lalu ia menampar pipi Fatimah dengan keras hingga berdarah.

Rupanya Umar merasa bersalah telah menampar adiknya hingga berdarah. Lalu dimintanya sang adik membacakan apa yang tertulis dalam lembaran yang sedari tadi Umar penasaran dengan benda itu. Rupanya lembaran itu adalah goresan ayat-ayat Alquran Surat Thaha ayat satu sampai enam. Dibacakanalah ayat itu oleh Fatimah binti Khattab,

طه (١) مَا أَنزلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (٢) إِلا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (٣) تَنزيلا مِمَّنْ خَلَقَ الأرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلا (٤) الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (٥) لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَمَا تَحْتَ الثَّرَى(٦)

“Kami tidak menurunkan kepadamu Alquran supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah. Yaitu (Alquran) yang diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Tuhan Yang Mahapemurah, yang bersemayam di atas arsy. MilikNya semua yang ada di langit, semua yang ada di bumi dan apa yang ada di antara keduanya serta semua yang di bawah tanah.” (Q.S. Thaha: 1-6)

Lantunan merdu bacaan Fatimah dan isi kandungan Al-Qur’an yang penuh makna menyentuh hati kakaknya yang sedang marah. Hingga Umar berucap “Alangkah bagus dan mulianya perkataan ini.”

Seketika itu Umar beranjak pergi dari adiknya untuk menemui Rasulullah dan berucap, “Wahai Rasulullah, aku datang untuk percaya kepada Allah dan RasulNya, serta apa yang disampaikan dari Allah”.

Rahimahullah Umar bin Khattab, dia yang sebelumnya ingin menemui Rasulullah dengan niat membunuh kali ini datang dengan segala kepasrahan hendak menautkan iman kepada Rabbnya Muhammad. Tokoh besar itu menjadi bagian Islam bahkan pada waktu selanjutnya Umar menjadi pengganti Rasulullah dalam banyak hal hingga menjadi Khalifah.

Bacaan Al-Qur’an yang dibacakan adiknya adalah awal mula dari terketuknya hati umar hingga berbalik arah dari memusuhi hingga mencintai. Kalamullah adalah obat dari segala penyakit yang menerjang jiwa, gelisah yang membuat resah dan kegelapan yang menyesatkan jalan.

Al-Qur’an juga akan menjadi pelipur bagi qalbu yang sembilu, menyejukan hati yang tersakiti dan menaburkan pahala bagi yang membacanya.

Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran.” Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana diungkapkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu. “maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الم satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.” Begitu Tirmidzi meriwayatkan.

Ilustrasinya jika seseorang membantu orang satu kali, maka membaca satu huruf Al-Qur’an setara dengan membantu orang lain sepuluh kali.

Apalagi jika dilakukan di Bulan Ramadan, maka pahalanya akan semakin berlipat. Hingga membaca Al-Qur’an lebih banyak dari bulan-bulan lainnya merupakan kebiasan Nabi dan tradisi para Salafushalih.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ

Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam orang yang paling dermawan, dan beliau bertambah kedermawanannya di bulan Ramadan ketika bertemu dengan malaikat Jibril, dan Jibril menemui beliau di setiap malam bulan Ramadan untuk mudarosah (mempelajari) Al Quran.” Riwayat Bukhari.

Ibnu Hajar dalam “Fathur Bari” juga mengungkapkan bahwa, terus-menerus membaca al-Qur`an di bulan Ramadan akan menambah kemuliaan bulan itu.”

Dalam “Lathaif al-Ma’arif,” disebutkan bahwa Tabi’in Zubaid bin Harits al-Yami Jika tiba bulan Ramadhan, maka ia menyediakan al-Qur`an dan mengundang para sahabatnya.

Dalam “Hilyatul Aula”, Qatadah bin Diamah terbiasa mengkhatamkan al-Qur`an sekali tiap pekanAdapaun di Bulan Ramadan, ia mengkhatamkan Kitabullah sekali dalam tiga hari. Apabila datang sepuluh hari terakhir, beliau mengkhatamkannya sekali dalam semalam.

Serta Abu al-Abbas Atha’,  Ia mengkhatamkan al-Qur`an sekali dalam sehari. Tatkala Ramadan tiba, Ia mengkhatamkan tiga kali dalam sehari.

Juga Said bin Jubair, yang disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa suatu saat tabi’in ini membaca al-Qur`an di al-Haram pada bulan Ramadan. Lalu beliau berkata kepada Wiqa’ bin Abi Iyas, “Pegangkan Mushaf ini.” Ia tidak pernah beranjak dari tempat duduknya itu, kecuali setelah mengkhatamkan al-Qur`an.”

Sumedang, 14 Ramadan 1443 H

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 5 8 9 1
Total views : 12416
Salam Silaturahmi