Info Terkini
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
3 Mei 2022

Senyum Para Dhuafa

Selasa, 3 Mei 2022 Kategori : Agus S. Saefullah / Founder Way

Suatu hari Abu Dzar mendapatkan nasihat tentang enam hal dari Rasulllah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dalam “Musnad Ahmad” diriwayatkan begini,

Dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Kekasihku (Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat kepadaku dengan tujuh hal: (1) supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, (2) beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat kepada orang yang berada di atasku, (3) beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berlaku kasar kepadaku, (4) aku dianjurkan agar memperbanyak ucapan lâ haulâ walâ quwwata illâ billâh (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah), (5) aku diperintah untuk mengatakan kebenaran meskipun pahit, (6) beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah, dan (7) beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia”.

Begitulah Rasulullah – manusia teragung di alam raya ini amat sangat dekat cintanya dengan orang-orang miskin. Sampai-sampai dikatakan kepada Ummul Mukminin radhiyallahu ‘anha Orang-orang miskin itu masuk ke dalam surga 40 tahun sebelum orang-orang kaya. Wahai ‘Aisyah, janganlah engkau menolak orang miskin walau dengan sebelah kurma. Wahai ‘Aisyah, cintailah orang miskin dan dekatlah dengan mereka karena Allah akan dekat dengan-Mu pada hari kiamat”, jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Riwayat Tirmidzi.

Pada paruh akhir Ramadan ini kita diwajibkan oleh agama kita untuk mengeluarkan zakat fitrah. Salah Rukun Islam yang memiliki dimensi yang sangat tinggi. Para dhuafa yang hidup miskin di hari ini merekah senyumnya karena sekantung beras dari seluruh umat Islam akan dinikmati sebagai rezeki dari Allah Yang Maha Luas.

Jika kita renungkan, kewajiban yang tersambung setelah kita berpuasa ramadan satu bulan penuh begitu memiliki nilai yang sangat tinggi.

Satu bulan ini kita merasakan lapar dan dahaga, maka orang-orang yang berfikir akan merasakan betapa pedihnya hari-hari para dhuafa. Ramadan yang berdampak bagi orang-orang yang bertaqwa akan melahirkan jiwa-jiwa yang memiliki kepedulian terhadap sesama (social responsibility).

Selapar-laparnya kita sudah barang tentu ada maghrib yang menutup rasa lapar dan dahaga itu. Itupun hanya berlaku selama 29 atau 30 hari. Sementara itu Allah mentaqdirkan para dhuafa bisa makan pagi belum tentu sore, bisa makan sore belum tentu pagi.

Ini adalah ladang pahala yang begitu luas. Kasih sayang kita kepada lemahnya meraka adalah naluri yang seharusnya ada pada setiap jiwa-jiwa orang yang beriman.

Tentu jangan sampai terbatas pada zakat fitrah dan zakat maal saja. Ada infak dan sedekah yang harus terus tersambung dari sebagian rezeki kita kepada mereka. Kehadiran mereka adalah peluang berharga bagi kita melipat gandakan keberkahan dan menghilangkan noda-noda di dalam rezeki kita.

Sebelum semuanya terlambat, sebelum semua kesempatan itu hilang, sebelum ajal itu tiba. Bukankah Allah telah menyamoaikan penyesalan-penyesalan orang-orang yang kikir ketika di dunia.

وَاَنْفِقُوْا مِنْ مَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ اَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلَ رَبِّ لَوْلَآ اَخَّرْتَنِيْٓ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيْبٍۚ فَاَصَّدَّقَ وَاَكُنْ مِّنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu; lalu dia berkata (menyesali), “Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.”. (Q.S. Al-Munafiqun: 10)

Maka berdekat dekatlah dengan mereka. Orang-Orang yang Rasulullah mencintai mereka selama hidupnya. Mereka adalah jaminan Allah atas keselamatan kita di akhirat. Menolong mereka berarti menyiapkan pertolongan untuk diri kita sendiri kelak di yaumil akhir.

Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin.” Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.  “Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat”. Riwayat Ahmad.

Sumedang, 29 Ramadan 1443 H
Selepas membereskan penerimaan zakat fitrah bersama tim Amilin DKM Masjid Al-Furqon

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 4 8 0 7
Total views : 10780
Salam Silaturahmi