Info Terkini
Sabtu, 27 Jul 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
3 Mei 2022

Saudara Dalam Doa

Selasa, 3 Mei 2022 Kategori : Agus S. Saefullah / Founder Way

Gema takbir berkumandang bersahutan. Riuh-Riuh bercampur cekrama bahagia muslimin dan muslimat yang mengakhiri ramadan dengan hari raya penuh suka cita.

Allahu Akbar – Allahu Akbar walillahilhamd. Allah Maha Besar – Allah besar dan Milik Allah lah segala Pujian.

Bahagia atas kemenangan melawan nafsu, bersabar mendulang pahala, semoga takwa dapat diraih karena kasih sayang-Nya.

Terucaplah doa-doa yang para sahabat terbiasa mengucapkannya satu sama lain.

Apabila para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” riwayat Jubair bin Nufair dalam “Fathul Bari”.

Imam Ahmad pernah ditanya mengenai apa yang mesti diucapkan di hari raya ‘ied (‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha), apakah dengan ucapan, ‘Taqobbalallahu minna wa minkum’?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak mengapa mengucapkan seperti itu.” Kisah tadi diriwayatkan oleh penduduk Syam dari Abu Umamah.

Doa ini adalah penyempurna dari ibadah kita di bulan ramadan. Tentu tidak ada yang diharapkan selain diterimanya amal ibadah selama ramadan.

Karenanya ramadan ini akan berdampak bagi mereka yang ibadahnya diterima. Maka sebagai upaya ruhani agar ibadah ramadan ini diterima. Penulis uraikan beberapa pemaknaan atas syariat puasa ramadan. semoga lahir hikmah-hikmah yang akan membersamai kita di bulan-bulan selanjutnya.

Pertama, lapar dan dahaga adalah miniatur ujian kehidupan. Orang yang berpuasa dengan sabar maka akan terbiasa sabar pula pada ujian-ujian yang lainnya yang lebih besar rasa sakitnya.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Q.S. Al-Baqarah: 157).

Kedua, ramadan adalah moment untuk sadar dan saling merasakan nasib satu sama lain. Rasa lapar yang diwajibkan adalah rasa lapar yang sama pada orang-orang yang dhuafa. Maka kecenderungan untuk sadar dan saling berbagi adalah buah dari keberhasilan berpuasa.

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (Q.S. Al-Baqarah: 156)

Orang yang beriman tidak akan sampai hati melihat saudara, tetangga dan rekan kerjanya menderita sendiri. Ia akan hadir meringankan atas nama iman dan persaudaraan

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh.” Sabda Nabi dalam Riwayat Bukhari dan Muslim. “Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” Lanjutnya.

Ketiga, setiap ujian pasti berujung. Selapar-laparnya siang hari, sedahaga-dahaganya siang hari akan ada maghrib dan waktu malam yang membuat kita bisa menikmati sesuatu yang siang hari ditahan.

Sebesar apapun ujian yang menimpa maka akan ada bahagia di ujung penantian orang-orang yang bersabar.

Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” Riwayat Muttafaq ‘alaihi.

Keempat, amal mudawamah berlanjut hingga ke bualn-bulan berikutnya. Jika di bulan ramadan ada tarawih maka ada tahajud di bulan-bulan lainnya. Jika di ramadan ada tilawah maka begitu pula di bulan-bulan berikutnya. Sedekah, silatuarhmi dan amalan-malan salih lainnya akan berlanjut di bulan-bulan selanjutnya.

Tidak perlu banyak yang penting istiqamah. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” Riwayat Muslim.

Sumedang, 1 Syawal 1443 H

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 4 8 0 7
Total views : 10780
Salam Silaturahmi