Tak ada kalimat yang pantas saya ungkapkan lebih dahulu dalam kesempatan ini selain daripada rasa syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan anugerah berupa kesehatan juga kekuatan bagi saya untuk menulis. Pun tak ada sesuatu yang berharga untuk saya sampaikan dalam uraian ini selain dari mengabarkan pengalaman saya sebagai peserta KKN dan PPL Internasional 2022 di Provinsi Krabi, Thailand dalam kurun kira-kira satu bulan mendatang.
Para pembaca yang budiman, saya sudah berada di Krabi sejak hari Selasa, 28 Juni yang lalu. Sejak tiba pada hari itu, bersama dengan empat kawan dari Universitas Siliwangi (UNSIL) Tasikmalaya; Wisnu, Mutiara, Ammira, dan Luthfia, saya memanfaatkan waktu dari Selasa sampai Kamis dengan agenda full liburan di kawasan pantai Ao Nang yang jaraknya sekitar 20-30 km dari bandara Krabi International Airport.
Barulah mulai kemarin, Jumat 1 Juli, saya bersama keempat kawan satu kampus dilepas dari Eakapapsasanawich School menuju sekolah yang menjadi titik lokasi pelaksanaan KKN dan PPL masing-masing. Tidak ada satu orang pun di antara kami yang ditempatkan di sekolah yang sama. Ada pun, sekolah yang menjadi lokasi KKN dan PPL saya yaitu Jazirahpithayanusorn School, sebuah sekolah Islam yang jaraknya jauh dari hiruk pikuk perkotaan Provinsi Krabi.
Pada awalnya saya mengira jarak sekolah ini tidak begitu jauh dari perkotaan. Tetapi, setelah saya bertanya kepada Ustadz Yusuf selaku perwakilan dari Jazirahpithayanusorn School yang menerima saya juga sebakda merasakan sendiri perjalanan dari Eakapapsasanawich School, ternyata jarak tempuh menuju sekolah ini sangatlah jauh. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk sampai ke sekolah ini. Sementara, jika diambil titik keberangkatan dari Krabi International Airport sepertinya akan membutuhkan waktu sedikit lebih cepat, kira-kira 1.5 jam untuk sampai ke sekolah ini.
Berbeda dengan empat kawan saya yang berasal dari UNSIL. Alhamdulillah, saya tidak ditempatkan di Jazirahpithayanusorn School sendirian. Saya ditempatkan di sekolah ini bersama dengan Muhammad Rangga Wardani, seorang mahasiswa Jurusan Teknik Informatika dari Universitas Muhammadiyah Maluku Utara (UMMU). Tentu saya senang sekali sebab ada kawan dan lawan bicara. Toh kalau pun nanti ada masalah selama kegiatan ini berlangsung (semoga saja tidak) saya bisa langsung berbagi keresahan dengannya tanpa harus repot menelpon atau mengetik pesan Whatsaapp kepada kawan-kawan yang lain.
Seingat saya kami bertiga; saya, Rangga, dan Ustadz Yusuf bertolak dari Eakapapsasanawich School pada sekitar pukul 18.00 dan sampai di Jazirahpithayanusorn School kira-kira pada pukul 20.30 waktu setempat. Untuk bisa sampai di sekolah ini kami harus menggunakan tiga jenis transportasi karena medan yang kami tempuh terdiri atas daratan dan perairan. Sehingga, kami harus mengendarai mobil, perahu, dan tuktuk (?), nama transportasi umum khas Thailand berupa motor bebek yang dimodifikasi dengan tambahan tempat duduk nan beratap.
Sesampainya di sekolah, Ustadz Yusuf lekas mengarahkan kami ke sebuah ruang kelas yang di dalamnya sudah terhampar tempat dan perlengkapan tidur. Rupanya ruangan inilah yang dipilih menjadi tempat istirahat bagi kami selama program KKN dan PPL Internasional berlangsung. Ruang kelas yang kami pakai ini terbilang luas sekali dan sepertinya biasa dipakai untuk tempat belajar murid-murid TK sebab tampak ruangan yang sekarang kami pakai ini dipenuhi dengan hiasan-hiasan yang colorfull.
Pada hari ini, saya bersama Rangga tidak melaksanakan KBM. Setelah berbincang bersama Ustadz Yusuf semalam, sekolah ini libur setiap hari Sabtu dan Ahad. Oleh karena itulah, kami berdua memanfaatkan hari pertama ini untuk jalan-jalan mengamati bangunan sekolah yang tampaknya masih dalam tahap perintisan.
Saya menilai demikian sebab nampak dalam corak arsitektur sekolah Jazirahpithayanusorn School yang masih sangat sederhana. Bangunan sekolah ini berdiri tegak di atas sebidang padang rumput dan daerah berawa-rawa yang luasnya kira-kira 1 hektar. Terdiri atas tiga koridor ruang kelas utama yang jaraknya saling berdekatan. Terdapat sebuah mushola di halaman utama sekolah juga lapangan upacara yang ditumbuhi dengan rerumputan.
Tidak seperti sekolah yang terletak di kawasan kosmopolitan, bangunan Jazirahpithayanusorn School tidak berhimpitan dengan bangunan yang lain. Hanya ada sebuah bangunan ini pun masuk ke dalam area sekolah ini yaitu rumah besar yang isi dan manfaatnya belum saya ketahui. Sementara, secara keseluruhan sekolah ini dikelilingi oleh padang rumput yang terhampar luas dan sepertinya biasa menjadi lokasi merumput lembu dan sapi. Hanya ada sedikit sekali lampu penerangan di sekolah ini. Dengan begitu, mungkin pembaca dapat menilai sendiri betapa akan gelapnya sekolah ini kalau malam sudah tiba. Di samping itu, dalam jarak yang sangat dekat, kira-kira 10 meter dari Jazirahpithayanusorn School terdapat sebuah sekolah, sayangnya saya lupa nama sekolah satu ini.
Sebagai sekolah Islam yang memakai bahasa Arab pada namanya, saya menyadari bahwa rupanya letak geografis sekolah ini sangat sesuai dengan arti namanya; jazirah. Dalam bahasa Arab, jazirah maknanya ialah pulau dan lokasi sekolah ini berada di sebuah daerah paling selatan Thailand yang dipisahkan oleh sungai dan lautan atau dengan istilah yang lebih sederhana ialah pulau. Jarak antara sekolah ini dengan pesisir pantai pun terbilang sangat dekat, hanya sekitar 1 km saja. Sehingga, vibes daerah pinggir laut seperti hembusan angin yang kencang dan hawa yang panas sangat bisa dirasakan di lokasi kami melaksanakan KKN dan PPL Internasional. Jelas berbeda sekali dengan Sumedang di kawasan Priangan yang suhunya relatif lebih dingin.
Demikianlah, semoga uraian ini bermanfaat dan layak menjadi rujukan bagi pembaca sekalian yang kelak mengikuti program KKN dan PPL Internasional lalu ditempatkan di Jazirahpithayanusorn School pada masa yang akan datang. Aamiin.
Bumi Allah, Krabi, Sabtu, 2 Juli 2022
Tinggalkan Komentar