Suatu hari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu berkisah, “Ada seseorang laki-laki yang aku tidak mengetahui ada orang lain yang lebih jauh rumahnya dari masjid. Ia tidak pernah ketinggalan salat.”
“Apakah tidak sebaiknya engkau membeli keledai yang bisa dikendarai saat gelap atau panas.” Ubay bin Ka’ab menyarankan.
Laki-Laki itu menjawab, “Aku tidak suka rumahku berada di samping masjid. Sesungguhnya aku ingin agar dicatat untukku langkah kaki menuju masjid dan pulang dari masjid menuju keluargaku. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah telah mengumpulkan untukmu hal itu seluruhnya (pahala berjalan menuju masjid dan pulang dari masjid).” Demikian Muslim meriwayatkan.
Sungguh percakapan mulia ini memberi pelajaran berharga bagi kita semua. Alih-alih beralibi sahabat ini malah menjadikan jarak rumahnya yang jauh sebagai kesempatan meraup pahala lebih banyak dalam salat berjama’ah.
Pahala berjama’ah memang sangat sayang untuk ditinggalkan. Betapa jauh bedanya pahala berjama’ah hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membandingkan 1:27 derajat. 1 untuk salat sendiri dan 27 untuk salat berjam’ah.
Lebih-lebih untuk berjam’ah salat subuh, ada jaminan tidak menjadi penghuni neraka bagi sesiapa saja yang membiasakannya. Nabiyullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan sabdanya,
مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang salat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Bahkan terbiasanya salat subuh menjadi pembeda orang munafik dengan orang beriman. Mereka orang-orang munafik betapa akan merasa berat untuk melakukan salat yang satu ini,
“Sesungguhnya shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” Riwayat Bukhari dan Muslim.
Ketika rasa kantuk masih menggelayut, badan masih terasa kaku dan suhu sangat dingin. Seorang muslim dengan sabar harus bangun, berwudhu dan beranjak menuju masjid untuk berjam’ah subuh. Tentu Allah tidak akan menyia-nyiakan kesabaran mereka ini.
Berangkatlah dengan penuh semangat. Bergegaslah lebih awal. Sebab selain pahala salat berjama’ah subuh yang melimpah. Juga ada sesuatu yang Allah siapkan pahalanya super besar sekali yaitu salat sunah qabliyah subuh atau yang disebut pula salat sunah fajar. Tak tanggung-tanggung pahala dari salat ini adalah lebih baik dari dunia dan seisinya. Rasulullah bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua raka’at fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” Riwayat Muslim
Bahkan saking pentingnya salat ini Rasulullah mengkhususkan salat ini bisa diqadha (diganti) setelah salat subuh seandainya seseorang tertinggal berjama’ah dan belum menunaikannya.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar (dari rumah), lalu iqamah pun dikumandangkan. Aku salat subuh bersama beliau. Kata Qais bin Qahd radhiyallahu ‘anhu. “Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlalu, dan menjumpai sedang salat. Rasulullah bersabda, “Wahai Qais! Bukankah Engkau shalat (subuh) bersama kami? Aku menjawab, “Iya, wahai Rasulullah. Sesungguhnya aku tadi belum mengerjakan salat sunnah dua raka’at fajar.” Rasulullah bersabda, “Kalau begitu silakan.” Hadits dari riwayat Tirmidzi.
Sumedang, 22 Ramadan 1443 H
Tinggalkan Komentar