Info Terkini
Rabu, 04 Des 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
8 Juni 2022

Dhuha Ku, Dhuha Mu, Dhuha Kita Semua

Rabu, 8 Juni 2022 Kategori : Pendidikan dan Literasi / Qolamunetizen

Sebagai umat muslim, tentu kita semua tahu bahwa shalat itu adalah suatu kewajiban. Mendirikan shalat adalah salah satu bagian dari rukun islam. Shalat wajib atau shalat fardhu dikerjakan lima kali dalam satu hari dan tidak boleh di tinggalkan. Umat islam harus paham benar mengenai ilmu agama dengan baik agar ibadahnya bisa diterima oleh Allah SWT.

Selain shalat wajib kita dianjurkan juga untuk melaksanakan shalat sunnah. Sholat sunah adalah sholat yang tidak wajib dikerjakan namun akan sangat baik dikerjakan karena akan  menjadi penambah amal dan sebagai bentuk kecintaan seseorang muslim terhadap Tuhannya. Shalat sunah yang  jika dikerjakan memiliki manfaat yang sangat luar biasa baik di dunia maupun diakhirat. Ada  banyak sekali shalat sunnah yang bisa kita kerjakan, salah satunya adalah shalat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan setelah terbit matahari sampai menjelang masuk waktu zhuhur. Akan lebih baiknya jika dilakukan pada pagi hari disaat matahari sedang naik (sekitar pukul 09.00).

Shalat Dhuha mempunyai kedudukan mulia. Disunnahkan untuk kita kerjakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur. Seperti diungkap oleh Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam bukunya Khasais al-Ummah al-Muhamadiyah tentang keutamaannya, penulis membeberkan keutamaan-keutamaan yang disediakan oleh Allah SWT bagi hambanya yang menunaikan lengkap dengan sumber haditsnya.

Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah. “Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Turmudzi).

Kedua, barang siapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah. “Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).

Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah. “Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani).

Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah. “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).

Kelima, Allah menyukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda`).

Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha ia telah mengeluarkan sedekah. “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).

Giat Dhuha di SDIT As Samadani Sumedang

Selain keutamaan yang sudah disebutkan di atas, masih ada keutamaan lainnya yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yaitu dengan mengerjakan shalat Dhuha ada pahala besar berupa pahala seperti orang yang haji dan umrah yang diterima oleh Allah. Barangkali kemuliaan ini masih belum diketahui oleh banyak orang. Bunyi haditsnya, “Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah, kemudian duduk berdizkir kepada Allah sampai matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, dia mendapat pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna.” (HR. Turmudzi).

Orang dewasa tentu jika telah mengetahui keutamaan shalat dhuha akan tertarik hatinya dan bisa membiasakan sholat dhuha setiap hari, itu tentu hal yang mudah. Namun membiasakan melaksanakan sholat dhuha setiap hari pada anak dengan kesadaran sendiri tentu sangatlah sulit, diperlukannya bimbingan dan pengarahan khusus dari orang tua atau bahkan gurunya, dengan memberikan contoh tauladan mengamalkan shalat dhuha setiap hari dan menceritakan keutamaan shalat dhuha kepada anak, lambat laun anakpun akan mengikuti kebiasaan tersebut, menjadikannya sebagai suatu kebutuhan, bukan suatu kewajiban. Merasa bersedih jika meninggalkan shalat dhuha. Subhanalloh tentu itu hal yang sangat mulia. Disamping anak sudah mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan shalat wajib tanpa harus disuruh,tentu  itu hal yang membanggakan bagi orang tuanya.

Giat Dhuha

Giat Dhuha

Membiasakan melaksanakan shalat dhuha adalah salah satu kearifan lokal pada anak yang diteladani dari orang tuanya atau bahkan gurunya. Shalat dhuha yang dilaksanakan sejak terbitnya matahari sampai menjelang datangnya shalat dzuhur, mungkin bagi orang tua menjadi suatu kendala, karena tentu pada jam berikut anak-anaknya berada disekolah.

Disinilah peranan guru diperlukan, diluar tugasnya sebagai pengajar. Disamping itu orang tuapun harus menjalin komunikasi dua arah dengan guru, agar bisa sama-sama mendidik dan mengarahkan anak-anaknya. Di sekolah peranan guru adalah menjadi orang tua kedua bagi anak didiknya.

Di sekolah SDIT As samadani Sumedang shalat dhuha menjadi kearifan lokal yang dijadikan kebutuhan bagi seluruh penduduk sekolah, yakni semua guru, peserta didik, kepala sekolah, dan staff sekolah. Shalat dhuha selalu dilaksanakan dengan berjamaah, dan alhamdulillah peserta didik dari kelas 1 sampai kelas 6 sudah memiliki kesadaran untuk selalu mengamalkan shalat dhuha tanpa paksaan. Itu semua karena peranan guru yang amat besar, adanya rasa tanggung jawab atas diri anak didiknya, besarnya rasa sayang dan rasa peduli terhadap anak didiknya sehingga anak didik pun mematuhi perintah guru dan melaksanakannya dengan ikhlas.

Mari perangi kemalasan, mari ajak anak-anak kita untuk selalu berbuat kebaikan sejak kecil, terus berlomba-lomba mencari pahala kebaikan. Karena setelah orang tua meninggal, yang dibutuhkan adalah  doa dari anak sholeh,  bukan prestasi dunia anak yang hanya bisa mengharumkan nama orang tua semasa hidupnya saja. Malulah ketika berdoa kepada Allah untuk bisa mempunyai anak yang solih solihah, tanpa kita mengukur keimanan diri. Pantaskanlah derajat kita dimata Allah sebagai orang tua yang solih solihah, baru kita meminta mempunyai anak yang solih solihah.

*) Penulis (Lia Rahayu, S.Pd.) merupakan guru aktif menulis yang sedang mengajar di SDIT As Samadani Sumedang

Tidak ada komentar

Tinggalkan Komentar

 

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 5 8 9 2
Total views : 12417
Salam Silaturahmi