Berawal dari Jepang hadir untuk menjajah, Belanda mulai mengalami kemunduran hingga akhirnya harus mengungsi ke Australia dan mengumpulan kekuatan disana, tidak hanya orang Belanda saja yang pergi ke Australia, tetapi para tahanan politik digul pun ikut dibawa untuk mengungsi ke Australia dengan alasan ditakutkan orang-orang eks digul ini membantu Jepang untuk melawan Belanda.
Ketika di Australia, Belanda berharap bahwa para tahanan politik akan membantu Belanda dalam mengembalikan kekuasaan Belanda di Hindia Belanda, namun para tahanan politik ini malah berbalik dan ikut bergabung dan mempengaruhi sarikat buruh di Australia.
Pada 17 Agustus 1945 Soekarno memprokalamsikan Indonesia Merdeka dan melalui radio orang-orang Belanda yang ada di Australia mendengar dan tidak terima serta berniat akan menduduki kembali Indonesia melalui jalan perang, Belanda berencana akan berangkat dari Australia dengan perlengkapan perang lengkap serta cukup untuk mengembalikan Indonesia ke tangan Belanda, namun hal ini tidak bisa dilakukan karena kapal Belanda tidak bisa berangkat.
Informasi Indonesia merdeka tidak hanya diketahui oleh Belanda namun juga diketahui oleh orang-orang Indonesia yang berada di Australia termasuk eks Digul yang berbalik melawan kepada Belanda. Seorang tokoh dari Indonesia bernama Tukliwon adalah orang yang menggagas pemogokan yang berhasil mempengaruhi sarikat buruh di Australia, termasuk beberapa sarikat buruh India, Malaysia, China yang berada di Australia.
Pada 24 September 1945, aksi Boikot dimulai beberapa sarikat buruh yang menjadi anak buah kapal bagi kapal Belanda menolak berangkat ke Indonesia dengan alasan Belanda akan menduduki kembali Indonesia hal ini menjadi peristiwa yang dikenal dengan “Black Armada”. Peristiwa pemogokan ini adalah peristiwa pemogokan terbesar yang dilakukan pada saat itu dengan melibatkan ribuan orang yang turun aksi memboikot seluruh operasi Belanda di Australia. Mereka memiliki tekad yang sama yaitu akan membantu dalam kemerdekaan Indonesia.
Tak sampai disitu, pasca peristiwa Black Armada pemerintah Australia membantu para buruh Indonesia untuk pulang ke Indonesia sekitar 1400 orang buruh di Australia dipulangkan ke Indonesia pada bulan Oktober 1945. Hal ini yang mendasari mengapa Indonesia memilih Australia sebagai Negara yang menengahi konflik antara Belanda dan Indonesia.
Sumber:
film documenter “Indonesian Calling”
Tinggalkan Komentar