Info Terkini
Kamis, 21 Nov 2024
  • Website berisi tulisan-tulisan Agus S. Saefullah beserta para penulis lainnya
22 September 2023

Beradab Pada Diri

Jumat, 22 September 2023 Kategori : Khazanah dan Hikmah / Qolamunetizen

Islam tidak hanya mengatur hubungan individu atara dengan  Tuhannya, tetapi juga dengan sesama manusia maupun diri sendiri. Oleh karena itu, umat Muslim tidak boleh bersikap seenaknya, karena ada adab yang harus diperhatikan agar dunia dan akhirat berjalan seimbang.

Mengutip buku Berguru Adab kepada Imam Malik karya Masykur, adab adalah kepandaian dan ketepatan dalam mengurus segala sesuatu. Dalam Islam, adab merupakan perbuatan yang tidak terlepas dari akhlak karimah (perbuatan mulia).

Adab berasal dari dua sumber utama, yaitu Al-Quran dan sunnah yang berupa perbuatan serta perkataan Nabi. Kedua hal tersebut merupakan panduan bagi umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari agar menjadi orang yang beriman dan berakhlak.

Islam lebih meninggikan dan memuliakan orang yang beradab atau berakhlak mulia daripada mereka yang berilmu saja. Maka dari itu, setiap Muslim diperintahkan untuk menyempurnakan akhlaknya sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadist berikut:

إنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا

Artinya: “Sesungguhnya yang terbaik diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad)

Lantas, apa saja bentuk adab terhadap diri sendiri dalam ajaran Islam? Untuk mengetahui hal tersebut, simak penjelasannya dalam ulasan berikut ini.

Adab Terhadap Diri Sendiri dalam Agama Islam

Menerapkan adab terhadap diri sendiri bertujuan untuk memperbaiki jiwa agar bahagia, tenang, dan terhindar dari keburukan di dunia maupun akhirat.

KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim menjelaskan beberapa adab yang sebaiknya dilakukan seorang Muslim terhadap dirinya sendiri, di antaranya sebagai berikut.

  1. Membersihkan hati dari penyakit dan kotoran (Taubat)

Salah satu adab terhadap diri sendiri adalah bertaubat dengan mengosongkan diri segala dosa maupun maksiat. Selain itu, umat Muslim juga harus selalu membersihkan hatinya dari pikiran dendam, iri, dengki, syirik, dan berbagai hal tercela lainnya.

Hal ini perlu dilakukan agar seorang Muslim dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan diridhai oleh Allah SWT. Perintah bertaubat ini tercantum dalam Al-Quran Surat An Nur ayat 31 sebagai berikut.

وَتُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: “…. Dan bertaubatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang beriman supaya klaian beruntung.” (QS An Nur: 31)

  1. Senantiasa mengingat Allah SWT (Al Muqarabah)

Adab terhadap diri sendiri selanjutnya adalah senantiasa mengingat bahwa dirinya selalu berada di bawah pengawasan Allah SWT. Seorang Muslim hendaknya meyakini bahwa Allah mengetahui segala rahasia dan perbuatan yang dilakukan manusia sekecil apapun.

Dengan begitu, ia akan menemukan kenyamanan dalam beribadah dan selalu ingin dekat dengan Allah. Tingkatan adab terhadap diri sendiri ini biasanya dilakukan oleh para salaf. Perkara ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam hadist berikut.

،اعبُدِاللهَ كأنَّكَ تراه فإن لم تكُن تر ا ه فإنَّه يراك، واعدُد نفسكَ في الموتي وإيَّاكَ ودعو ةَ المظلو م فإنَّما تُستجا ب، ومن استطا ع منكم أ ن يشهد الصلا تينْ العشا ء والصبْح ولو حَبْوًافلْيَفْعَل

Artinya: “Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-orang yang didzalimi, dan siapa diantara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkah untuk mendatanginya, hendaknya dia lakukan.

  1. Senantiasa beribadah dan beramal saleh (Al Muhasabah)

Adab ini dilakukan dengan cara beribadah dan beramal demi memperoleh ridha Allah SWT. Orang yang ber-muhasabah biasanya sering menghisab diri sendiri dan mengingat amal perbuatannya setiap hari.

Jika seseorang mudah melihat kekurangan, ia akan berusaha menutupinya. Jika melakukan perbuatan yang dilarang, ia akan langsung menyesal dan memohon ampunan.

Hal ini juga sesuai dengan perkataan sahabat Nabi, Umar bin Khattab yang diriwayatkan oleh At Tirmidzi sebagai berikut.

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوها قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا، وَتَأهَّبُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ

Artinya: “Hendaklah kalian menghisab diri kalian sebelum kalian dihisab, dan hendaklah kalian menimbang diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiap-siaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.” (HR At Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah)

  1. Melawan hawa nafsu (Al Mujahadah)

Hawa nafsu yang dimaksud dalam hal ini cenderung mengarah pada kejahatan atau maksiat. Seorang Muslim yang beradab harus mengetahui bahwa musuh utamanya adalah hawa nafsu sendiri.

Dengan melawan hawa nafsu, jiwa seseorang akan menjadi lebih baik, suci, tenang, dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Ankabut ayat 69.

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖ

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-Ankabut: 69)

Penulis : Rijal Fadilah (Mahasantri Ma’had Aly)

BUKU-BUKU

TULISAN AGUS S. SAEFULLAH
DAN KAWAN-KAWAN

Diterbitkan :
Hafidz Qur’an 4,5 tahun
“Tabarak seorang anak yang lahir pada tanggal 22 Februari 2003 dinyatakan lulus oleh penguji dari..
Diterbitkan :
Ulama Gila Baca
“Imam Nawawi dalam sehari mampu membaca 12 buku pelajaran di hadapan guru-gurunya” Kesaksian Abu Hasan..

Agenda Terdekat

Trik menjadi seorang penulis adalah menulis, lalu menulis dan terus menulis.

Galeri Pelatihan

Ahlan wa Sahlan

0 0 5 7 8 1
Total views : 12252
Salam Silaturahmi