Tiga Takbiran di Penghujung Ramadan
Allahu Akbar Allahu Akbar La ilaha illahu Wallahu Akbar Allahu Akbar Walillahilhamdu. Itulah kalimat takbir yang dikumandangkan diantaranya pada saat perayaan hari raya ied baik idul fitri maupun idul Adha. Lidah kita lebih suka mempopulerkannya dengan istilah takbiran. Menariknya di penghujung Ramadan 1444 H atau 2023 ini akan ada tiga takbiran yang berurutan. Sebut saja takbiran pertama, takbiran kedua dan takbiran ketiga.
Takbiran pertama akan terjadi pada hari kamis tanggal 20 April 2023 yang bertepatan dengan tanggal 29 Ramadan 1444 H. Takbiran pertama ini bukan takbiran ied. Baik itu Idul Fitri apalagi Idul Adha. Takbiran ini merupakan takbiran yang disunahkan karena terjadinya gerhana matahari. Menurut perhitungan hisab bahwa pada tanggal itu akan terjadi gerhana matahri hybrid atau Gerhana Matahari Cincin (GMC) dan Gerhana Matahari Total (GMT). Bersamaan dengan itu disunahkan juga salat gerhana (kusuf), khutbah, sedekah, dzikir dan doa.
Beberapa lembaga hisab rukyat menyampaikan bahwa Gerhana Matahri Hybrid ini akan terjadi pada pagi menjelang siang sekitar pukul 09.00 s.d pukul 11.00 dengan detail menit dan detik masing-masing wilayah berbeda.
Takbiran kedua akan terjadi pada hari jumat tanggal 21 April 2022. Muhammadiyah beserta umat Islam lainnya yang menggunakan metode penanggalan wujudul hilal akan menetapkan 1 Syawal 1444 H pada tanggal ini. Hal ini dikarenakan menurut kriteria wujudul hilal bahwa pada saat maghrib tanggal 20 April 2023 posisi hilal berada di atas ufuk dengan ketinggian antara 0O 44’ 26’’ sampai 2O 21’ 28’’ dengan sudut elongasi antara 1O 28’ 26’’ sampai dengan 3O 05’ 12’’ sehingga menetapkan esok harinya sebagai tanggal 1 Syawal 1444 H. Alhasil di tanggal ini masyarakat Muhammadiyah akan berlebaran yang itu artinya masjid-masjid, musola-musola, lapangan-lapangan tempat idul fitri yang dipakai oleh Muhammadiyah akan mengumandangkan takbiran.
Takbiran ketiga akan terjadi pada hari sabtu tanggal 22 April 2023. Pemerintah, NU dan Persis beserta umat Islam lainnya yang metode penanggalannya menggunakan metode rukyat murni atau imkanurru’yat dimungkinkan akan menetapkan 1 Syawal 1444 H pada tanggal ini. Hal ini dikarenakan menurut metode hisab imkanurru’yat meskipun pada tanggal 29 Ramadan 1444 H atau 20 April 2023 posisi hilal sudah berada di atas ufuk namun memenuhi kriteria keterlihatan yakni minimal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4O sehingga menurut metode ini keterlihatan hilal akan sulit tercapai karena akan kalah oleh cahaya syafaq. Sehingga 1 syawal akan dibulatkan pada esok lusanya yang berarti Ramadan 1444 H bagi masyakarat yang mengguanakan metode ini adalah sebanyak 30 hari.
Semua sepakat akan terjadi gerhana di hari kamis sehingga semuanya in syaa Allah akan melaksanakan takbiran. Sedangkan di hari berikutnya akan ada takbiran Idul Fitri yang dilakukan oleh masyarakat pengguna metode wujudul hilal dan dilanjut pada hari berikutnya takbiran yang dilakukan masyakarat pengguna metode rukyat murni dan imkanurru’yat.
Tentu sebagai masyarakat yang madani kita sikapi peristiwa ini dengan kegembiraan, saling memberi ruang dan saling menghargai. Ini semua adalah khazanah Islam yang patut kita rayakan bersama. Perbedaan ini tidak perlu dikotori dengan sikap arogansi dan dibentur-benturkan yang terpenting kita semua sama-sama menghidupkan sunah Rasulullah shalllallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah menerima ibadah kita semua. Amin
Agus S. Saefullah
Founder qolamuna.id