Pada tanggal 29-30 Agustus 1931 tepatnya pada saat kongres Persyarikatan Oelama ke IX di Majalengka Abdul Halim yang merupakan seorang tokoh asal Majalengka menyampaikan gagasannya mengenai pendidikan terkhusus di Majalengka, serta pentingnya perbaikan pendidikan di Majalengka, karena bagi beliau pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tentunya melalui pendidikan bidang-bidang kehidupan yang lain dapat diperbaiki seperti bidang ekonomi dan sosial.
Falah dalam Riwayat Perjuangan Abdul Halum (2008) menerangkan, Abdul Halim mengungkapkan pentingnya perbaikan pendidikan, karena pada waktu itu pendidikan sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat, pendidikan yang diusung oleh pemerintah kolonial berfokus kepada urusan dunia saja, sementara pendidikan Islam tersisihkan . Kongres tersebut mendapatkan perhatian yang cukup baik dari masyarakat sekitar dan beberapa tokoh, terlihat dari banyaknya partisipan yang hadir sejumlah 500 orang berasal dari berbagai kalangan perempuan dan laki-laki.
Selain hal tersebut Abdul Halim juga beranggapan bahwa pendidikan tidak cukup membahas mengenai agama dan pengetahuan saja, melainkan juga keterampilan yang harus dimiliki oleh para murid atau santri seperti keterampilan beternak, bertani, pertukangan, dan perdagangan. Konsep yang dimiliki Abdul Halim tersebut sering disebut sebagai konsep As-Salam dan konsep Santri Lucu. Melihat ide dan gagasan Abdul Halim tersebut para peserta kongres juga setuju terhadap usulan Abdul Halim dan memberikan amanat kepada Abdul Halim untuk mendirikan lembaga pendidikan.
Pada saat mengemban amanah yang diberikan kepadanya, untuk mendirikan lembaga pendidikan, beliau mendapat kesulitan seperti sulit mencari tempat untuk mendirikannya yang disebabkan kekurangan dana, akan tetapi atas bantuan M. Arjasubrata yang membelikan tanah dan kemudian menyerahkannya kepada Abdul Halim untuk mendirikan lembaga pendidikan. Sehingga pada bulan April 1932 didirikanlah lembaga pendidikan Islam yakni Santri Asromo, nama tersebut berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti “tempat yang sunyi dan damai”, berlokasi di Desa Pasirayu Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka. Falah menerangkan tempat yang dipilih beliau jauh dari keramaian kota, hal ini disebabkan karena jika pendidikan diselenggarakan di dekat kota maka akan banyak godaan untuk para santri dalam mencari ilmu, apalagi melihat kondisi moral masyarakat yang semakin hari semakin menurun.
Kemudian sebagai tindaklanjut dari konsep tersebut, diadakanlah sebuah kongres Persyarikatan Oelama ke X pada tanggal 14-17 Juli 1932 dan membahas mengenai konsep pendidikan yang akan diterapkan di Santri Asromo di antaranya:
Saefullah dalam K.H. Abdul Halim dan Gagasan Pendidikan Ekonomi Berbasis Pesantren (2017) bahwa santri Asromo terdiri dari lembaga pendidikan Islam dan bengkel kerja untuk menyalurkan keterampilan santri sehingga Santri Asromo disebut juga Balai Pamulangan Pondok Mufidat Santri Asromo. Santri Asromo juga merupakan puncak dari pemikiran Abdul Halim dalam bidang pendidikan, hal ini disebabkan segala bentuk konsep As-Salam dan konsep Santri Lucu benar-benar diterapkan oleh Abdul Halim.
Pada awal pendiriannya Santri Asromo dibangun seperti sebuah tajug, berbahan dasar bambu dan beratap ilalang yang memiliki luas hanya 27 m. Tajug tersebut hanya digunakan untuk tempat belajar, belum difungsikan untuk asrama. Abdul Halim membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadikan Santri Asromo sebagai lembaga pendidikan yang kompleks. Maka sekitar tahun 1936 Santri Asromo baru digunakan sebagai tempat belajar (pesantren).
Pada perkembangannya Santri Asromo mulai melakukan pembangunan seperti memperbaiki masjid pada tahun 1935. Kemudian pada tahun 1938 membangun ruang belajar dan membangun sebuah tugu yang digunakan untuk menentukan waktu shalat, dikenal dengan nama tugu Benjet. Selanjutnya perkembangan pembangunan Santri Asromo sempat terhenti pada masa pendudukan Jepang, sehingga pembangunan dilakukan lagi pada tahun 1952 Santri Asromo juga mengembangkan pembangunannya dengan membangun ruang belajar, pendopo, dan asrama putri.
Tinggalkan Komentar